PORNOGRAFI ANAK LAGI
Dunia pendidikan Indonesia tercoreng lagi, dengan
tersebarnya vidio porno yang pemeranya siwa sekolah putih biru di sekolahan
yang dikatagorikan unggulan yang
seharusnya siswa belajar disekolah untuk lebih baik dan lembaga sekolah juga
diharapkan oleh orangtua sebagai sarana untuk mendidik putra-putri mereka agar
supaya kedepannya lebih baik. Dengan beredarnya video porno di dunia maya
dengan bebas ini membuat citra dunia pendidikan tercoreng. Dengaan seharusnya
membuat sadar dunia pendidikan di negri ini supaya dapat melibatkan semua
unsure masyarakat guna bersama-sama membentuk pendidikan yang lebih baik lagi.
Sebenarnya bila pihak sekolah melibatkan semua
unsur anggota masyarakat dalam mengawasi peserta didika maka kejadian ini
mungkin tidak akan terjadi, karena apa masyarakat atau lebih banyak
bersinggungan dengan siswa saat ia diluar sekolah. Tapi kenyataannya sekolah
membuat jarak tersendiri denga masysarakat disekitar sekolahan, ini dapat
dilihat dengan jelas yaitu dengan pendirian pagar yang begitu tinggi yang
membentengi dan memisahkan lingkungan sekolah dengan masyarakat di sekitar
sekolahan, memang dengan membangun pagar yang tinggi ingginya anak didik tidak keluardari lingkunga sekolah
saat jam pelajaran. Akan tetapi saat pembangunan pagar yang tinggi membuat
masyarakat tidak dapat berperan aktif dalam pengawasa anak didik yang belajar
di sekolah, ini membut masyarakat menjadi acuh tak acuh dengan tingkah laku
anak didik yang mungkin disekolah baik tapi saat diluar sekolahmereka berubah
180 derajat.
Denga kejadian diatas, seharusnya menyadarkan
para pelaku dunia pendidikan negriini, bahwa pendidikan seharunya melibatkan
semua elemen yaitu masyarakat sebagai wali murid, guru yang memberikan
pelajaran kepada siswa dan mendiknas sebagai penyelenggara pendidikan, tanpa
pelibatan semua unsur diatas maka pendidikan tidak akan berjalan semestinya,
karena apa, tanpanya pelibatan masyarakat sebagai wali murid maka pengawasan
orangtua tidak maksimal saat murid sudah pulang dari sekolah meka ia akan
kembali kemasyarakat kembalidan ia akan menjalani hidup denga masyarakat disekitarnya
yang mungkin kurang mendukung pendidikan dan kebersamaan anak didik dengan
masyarakat lebih lama dan interaksinya pun juga lebih komplek, karena mereka
berinteraksi dengan balita sampai manula
dan ditambah makin maraknya berdiri warnet di sekitar mereka yang
menambah berat pengawasan pihak sekolah kepada anak didiknya di luar sekolah.
Dengan itu maka seharusnya pihak sekolah,
memberikan peran yang lebih kepada komite sekolah yang menjadi penengah antar
sekolah denga orangtua muri, dengan peran aktif komite sekolah akan memudahkan
kedua belah pihak untuk memberikan informasi sjak dini setiap perkembangan anak
didik disekolah maupun di luar sekolah. Sehingga anak didik akan terpantau
secara teru-menerus baik di sekolah maupun diluar sekolah
Kerjasama ini, kedua belah pihak juga harus
saling besinergi dan tidak saling menunggu salah satu untuk memulai dulu, yaitu
baik pihak sekilah maupun pihak orang tua murid untuk saling bekerjasama untuk memberi informasi
bila ada anak didik yang ada masalah di sekolah atau dimasyarakat, karena apa
murid atau anak didik mereka menghabiskan banyak waktunya di luar sekolah
sehingga pelibatan anggota masyarakat untuk mengawasi secara bersama-sama,
dengan itu akan terbentuk pola pendidikan yang baik dan tidak saling melempar
tanggungjawab seperti ada jarak dan pemutus antara masyarakat sekilah dan
masyarakat diluar sekolah.
Tapi pada kenyataannya, dimana pihak oranr tua
murid sudah mempercayakan sepenuhnya pendidikan anaknya pada pihak sekolah,
mereka menganggap apabila sudah menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak-anaknya
pada pihak sekolah mereka sudah merasa bebes dari tanggung jawab untuk mendidik
anak- anak mereka. Selain itu dengan makin sibuknya masyarakat modern,
mengakibatkan mereka meakin sibuk dengan pekerjaan diluar rumah yang
mengakibatkan waktu bersama dengan anak-anak mereka semakin sedikit dan apa
bila waktu yang semakin sempit ini tidak ada cara untuk mensiasatanya maka
komunikasi antara anak dan orang tua akan makin renggang yang akan
mengakibatkan anak memcari teman untuk mengisi waktu-waktunya diluar rumah
yaitu denga nongkrong dijalan dengan teman sebanyanya atau menghabiskan
waktunya untuk melihat tv yang mungkin acaranya tidak mendidik dan atau malah
mereka datang ke warnet yang makin menjamur keberadaanya disekitar rumah kita
dengan memainkan geme online yang disana banyak adegan kekerasan atau seceng di
beberapa situs yang mungkin berbahaya bagi perkembangan anak-anak kita tanpa
pengawasan orang dewasa yang ketat akan mengakibatkan perkembangan anak menjadi
dewasa lebih cepat dari perkembangan fisik dan psikinya.
Setelah terjadi kasus seperti kemarin yaitu
pemerkosaan yang melibatka anak didik,
barulam saling menyalahkan antara orangtua di satu sisi pihak sekolah
disisi lain dan media on lain yang makin mudah dijangkau dengan mudah oleh
anak-anak dengan murah lewat media tv, online ataudengan lewat warnet atau Hp
smart phone yang dewasa ini makinterjangkau harganya oleh masyrakat kita saat
ini.
Maka dengan kejadian seperti diatas makanya perlu
adanya penangan bersama antara orang tua murid dan pihak sekolah untuk
bersinergi untuk pengawasan anak didik saat di sekolah maupun di masyrakat,
yang dodengar, dilihat itu apa saja dan dengan siapa saja mereka bergaul sangat
menentukan perkembanga jiwanya, maka dengan bersinergi antara kedua beklah
pihat tersebut akan memberikan benteng yang sangat kuat ntuk mengerem kenakalan
remaja maupun anak dewasa ini……………………………………
Tidak ada komentar:
Posting Komentar