Sabtu, 23 Agustus 2014

PABRIK PANGAN YANG TERBENGKELAI



Reformasi Pertanian
Negara indonesia yang terletak pada garis katulistiwa sehingga sangat memungkinkan menjadi Negara agraris, ini dikarenakan dengan berada dikatulistiwa, sehingga negara ini hanyamemeliki idua musim yaitu musim penghujan dan kemarau dan perbedaan terperatur dari kedua musim ini tidaklah ektrim sehingga sangat cocok untuk bercocoktanam terutama jenis padi- padian yang menjadi bahan pokok makanan sebagian besar mwsayarakat indonesai atau sebagian besar asia terutama asia tenggara dan asia timur menjadikan beras sebagia bahan pokok mereka.
Maka dengan itu seharusnya pemerintah menjadikan memprioritaskan penanaman padi sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan makan warganya, dengan cara memperbarui alat pertanian yang modern guna meningkatkan hasil dan mempercepat prosen setelah panen sehingga akan menambah daya saing produk pertanian Indonesia dengan hasil pertanian dari luar negeri  atau dengan menambah luas  lahan pertanian terutama diluar pulau jawa yang masih sangat memungkinkan untuk penambahan luas lahan pertania, dengan menambah luas lahan pertania diharapkan hasil peranian dapat meningkat sehingga untuk memenuhi kebutuhan warganya tidak harus mendatangkan (import) dari negara lain.
 Keinginan agar negara ini mampu memenuhi pangan dari hasil buminya sendiri sudah diwacanakan oleh beberapa pemimpin (presiden) yang memerintah dinegara ini, namun dari pergantian pemimpi  kepeminpin berikutnya permasalahan juga yang satu ini juga belum menampakkan hasil yang memuaskan, ini dapat dilihat dari naiknya inport beras dari tahun ketahun, ini membuktikan gagalnya program pemerintah untuk menyediakan pangan untuk warga negaranya. Seharusnya dengan kegagalan-kegagalan tersebut pemerintah yang mempunyai tanggungh jawab mencari solusi yang lain setelah apa yang dicoba ternyata tidak berhasil yaitu dengan merubah pola piker petani yang konvessional untuk beruba kepola pemikiran yang majuatau modern yaitu bagai mana petani dinegeri ini berubah dari cara-cara bertani yang konvensional berubah ke metode bertani yang maju atau modern yaitu dengan cara mengadakan pelatian atau sosialisasi kepada petani bagaimana bertani yang modern yaitu dengan mengunakan alat yang modern dari pengolahan tanah, menyediakan bibit unggul menyediakan pupuk dan obat yang mencukupi dan pengolahan pasca panen yang modern juga sehingga akan mempercepat pengolohan hasil pasca panen dari petahi, sehigga petani tidak kehilangan waktu yang lama dalam pengolahan hasil pertanian mereka, sehingga petani tidak akan kejatuhan harga saat produk  petanian mereka dilempar kepasar dalam bentuk beras atau holtikultural yang lainya, maka dengan makin cepatnya petani dalam mengolah hasil pertanian, maka hasil produk pertanian dalam negeri mampu bersaing dengan produk pertanian dari negara lain, baik mengenai kualitasnya maupun harga.
Selain menyediakan alat-alat pertanian yang modern, pemerintah juga mengadakan pendampingan kepada para petani dari akademisi, ini berupa sarjana-sarjana pertanian yang mau ilmu yang mau mengimplikasikan ilmunya dimasa kuliah mereka dengan terjun langsung disawah sekaligus melakukan pendampingan kepada para petani. Sebenarnya pemerintah sudah memberikan pendamping kepada para petani yaitu dengan mengangkat para sarjana pertanian sebagai penyuluh pertanian, sebagai pendamping petani dalam mengolah sawah mereka,namun kenyataannya para penyuluh pertanian ini belum mampu mengubah cara pandang para patani, ini disebabkan beberapa faktor diantaranya jumlah penyuluh yang amat sedikit yaitu satu penyuluh untuk satu desa, dengan ini mengakibatkan para penyuluh ini kewalahan untuk pendampingan kepada para petani didesa binaannya.
       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar