Reformasi
Pertanian
Negara
indonesia yang terletak pada garis katulistiwa sehingga sangat memungkinkan
menjadi Negara agraris, ini dikarenakan dengan berada dikatulistiwa, sehingga
negara ini hanyamemeliki idua musim yaitu musim penghujan dan kemarau dan perbedaan
terperatur dari kedua musim ini tidaklah ektrim sehingga sangat cocok untuk
bercocoktanam terutama jenis padi- padian yang menjadi bahan pokok makanan
sebagian besar mwsayarakat indonesai atau sebagian besar asia terutama asia
tenggara dan asia timur menjadikan beras sebagia bahan pokok mereka.
Maka
dengan itu seharusnya pemerintah menjadikan memprioritaskan penanaman padi
sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan makan warganya, dengan cara memperbarui
alat pertanian yang modern guna meningkatkan hasil dan mempercepat prosen
setelah panen sehingga akan menambah daya saing produk pertanian Indonesia
dengan hasil pertanian dari luar negeri
atau dengan menambah luas lahan pertanian
terutama diluar pulau jawa yang masih sangat memungkinkan untuk penambahan luas
lahan pertania, dengan menambah luas lahan pertania diharapkan hasil peranian
dapat meningkat sehingga untuk memenuhi kebutuhan warganya tidak harus
mendatangkan (import) dari negara lain.
Keinginan agar negara ini mampu memenuhi
pangan dari hasil buminya sendiri sudah diwacanakan oleh beberapa pemimpin
(presiden) yang memerintah dinegara ini, namun dari pergantian pemimpi kepeminpin berikutnya permasalahan juga yang
satu ini juga belum menampakkan hasil yang memuaskan, ini dapat dilihat dari naiknya
inport beras dari tahun ketahun, ini membuktikan gagalnya program pemerintah
untuk menyediakan pangan untuk warga negaranya. Seharusnya dengan
kegagalan-kegagalan tersebut pemerintah yang mempunyai tanggungh jawab mencari
solusi yang lain setelah apa yang dicoba ternyata tidak berhasil yaitu dengan
merubah pola piker petani yang konvessional untuk beruba kepola pemikiran yang
majuatau modern yaitu bagai mana petani dinegeri ini berubah dari cara-cara
bertani yang konvensional berubah ke metode bertani yang maju atau modern yaitu
dengan cara mengadakan pelatian atau sosialisasi kepada petani bagaimana
bertani yang modern yaitu dengan mengunakan alat yang modern dari pengolahan
tanah, menyediakan bibit unggul menyediakan pupuk dan obat yang mencukupi dan
pengolahan pasca panen yang modern juga sehingga akan mempercepat pengolohan
hasil pasca panen dari petahi, sehigga petani tidak kehilangan waktu yang lama
dalam pengolahan hasil pertanian mereka, sehingga petani tidak akan kejatuhan
harga saat produk petanian mereka
dilempar kepasar dalam bentuk beras atau holtikultural yang lainya, maka dengan
makin cepatnya petani dalam mengolah hasil pertanian, maka hasil produk
pertanian dalam negeri mampu bersaing dengan produk pertanian dari negara lain,
baik mengenai kualitasnya maupun harga.
Selain
menyediakan alat-alat pertanian yang modern, pemerintah juga mengadakan
pendampingan kepada para petani dari akademisi, ini berupa sarjana-sarjana
pertanian yang mau ilmu yang mau mengimplikasikan ilmunya dimasa kuliah mereka
dengan terjun langsung disawah sekaligus melakukan pendampingan kepada para
petani. Sebenarnya pemerintah sudah memberikan pendamping kepada para petani
yaitu dengan mengangkat para sarjana pertanian sebagai penyuluh pertanian,
sebagai pendamping petani dalam mengolah sawah mereka,namun kenyataannya para
penyuluh pertanian ini belum mampu mengubah cara pandang para patani, ini
disebabkan beberapa faktor diantaranya jumlah penyuluh yang amat sedikit yaitu
satu penyuluh untuk satu desa, dengan ini mengakibatkan para penyuluh ini
kewalahan untuk pendampingan kepada para petani didesa binaannya.